Bank BJB mencoba menekan isu kredit macet dengan mempererat hubungan nasabah dan karyawan bank bjb. Untuk mempererat hubungan nasabah bank bjb diadakan acara touring yang dikemas dalam suasana sporty ini bertujuan mempererat hubungan baik dan kerja sama antara Bank BJB dengan para nasabah.
Banyak cara untuk menekan angka kredit macet dan menaikkan kinerja karyawan di sebuah bank. Salah satunya dengan touring bersama nasabah dan pegawainya.
Seperti yang dilakukan oleh BJB, dengan touring ke Geopark, Sukabumi, Jabar.
Berdasarkan laporan yang diterima, BJB pada quartal ke-III tahun 2018, tercatat telah menyalurkan bantuan modal ke UMKM dan kredit ke pihak lain mencapai Rp Rp 74,6 Triliun, dengan non performing loan (NPL) pada level 1,58 persen.
Rasio NPL ini lebih baik dibandingkan catatan OJK terkait NPL industri perbankan yang berada di level 2,74 persen per Agustus 2018.
Berdasarkan laporan pada quartal 3 2018, membukukan laba bersih mencapai Rp 1,3 Triliun atau tumbuh 25,4 persen year on year. Lalu asetnya mencapai Rp 114,1 Triliun.
Salah satu kunci kesuksesan Bank Pembangunan Daerah (BPD) BJB, berada di tim work yang solid dan saling bekerjasama.
“Jika ditelaah lebih dalam, touring menjabarkan semua solusi yang kita butuhkan dalam bekerja. Analogi touring sudah dinilai tepat serta bersosialisasi dengan teman-teman,” kata Budiatmo Sudrajat, Wakil Kepala Kantor Cabang Khusus (KCK) Banten, saat ditemui di Kota Serang, Banten, Selasa (22/01/2019).
Turing bersama pegawai dan konsumer BJB, bisa menimbulkan rasa kekeluargaan yang tinggi, sehingga capaian perusahaan bisa semakin maju, karena tidak ada jarak lagu antara atasan dengan bawahan dan antara kostumer dengan pemberi kredit.
“Saya sangat concern dengan nasabah-nasabah yang saya ajak bergabung di bank BJB. Saya tidak pernah lepas memantau mereka, kecuali setelah mereka sukses dan lancar, barulah saya lepas,” terangnya.
Dadan, pemilik bengkel Delta Dua Autowork yang juga ikut Turing ke Sukabumi, Jabar, sekaligus salah satu konsumen yang merasakan tangan dingin pria kelahiran Garut tahun 1979 itu.
Beberapa tahun lalu bengkelnya masih kecil dan tak memiliki modal. Dia datang ke BJB dan ditemui Budi yang masih pegawai biasa.
Dadan dibantu bukan hanya permodalan, namun juga strategi mengelola keuangan untuk memajukan usahanya.
“Humble dan mau berbagi ilmu. Dia akan membantu nasabahnya mencari solusi agar kewajiban nasabah bisa dipenuhi,” kata Dadan, saat ditemui di bengkel miliknya yang berada di Kelurahan Boru, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten
BJB memiliki rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) di level 17,5 persen di akhir triwulan III-2018.
Lalu, penyaluran kredit hingga triwulan III-2018 sebesar Rp 74,5 triliun dengan tingkat kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sebesar 1,58 persen. Sementara, Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp89,5 triliun.
Comments